Api Misterius di Rumah Warga Sumenep Apakah Jenis Banaspati?

Avatar of PortalMadura.Com
Api Misterius di Rumah Warga Sumenep Apakah Jenis Banaspati?
Percikan api yang muncul tiba-tiba di rumah warga Sumenep membakar salah satu sudut sofa (Istimewa)

PortalMadura.Com, – Warga Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dihebohkan dengan munculnya sejak Selasa siang (3/10/2023).

Api misterius itu tiba-tiba muncul di dalam rumah H. Hairun (55) warga Dusun Kowel, Desa Payudan Nangger, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep.

Munculnya api misterius itu berpindah-pindah dalam waktu 20-30 menit berselang. Sudah puluhan kali muncul sejak hari pertama datang dengan sasaran meja tamu.

Benda yang mudah terbakar seperti taplak meja, sofa, kasur, sprei, gorden dan lainnya menjadi sasaran. Barang-barang itu terbakar tanpa ada sumber titik api.

Api misterius itu muncul tiba-tiba, baik siang maupun pada malam hari. Pada Kamis (5/10/2023), muncul di 4 titik setelah azan zuhur. Sekali muncul di teras dan lainnya di dalam rumah.

Bekas kobaran api misterius setelah membakar sejumlah benda itu terlihat jelas. Dinding kamar tidur pribadi H. Hairun terlihat hitam, dinding ruang tamu dan di dinding dapur juga menjadi saksi bisu.

Hingga saat ini, belum terungkap api apa yang melanda rumah H. Hairun itu? Polisi setempat juga menyebutkan kejadian aneh dan bernuansa mistis.

PortalMadura.Com pada Sabtu (7/10/2023) mencari referensi terhadap munculnya api misterius di berbagai daerah di Indonesia. Namun, benarkah api misterius itu sejenis ?.

Pemilik rumah H. Hairun sempat menyampaikan bahwa api misterius itu adalah kiriman. Namun, ia tidak menyebutkan gambaran wujud dari api misterius itu.

Api misterius itu disebut kiriman setelah ia datang dari sejumlah orang pintar yang dimintai bantuan. “Katanya kiriman, kalau saya sendiri tidak tahu,” ujar H. Hairun saat portalmadura.com berkunjung, Kamis (5/10/2023).

Apa itu banaspati?

Dr Sunu Wasono seorang peneliti Sastra dan Budayawan Fakultas Ilmu Pengetahun Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) memaparkan bahwa banaspati merupakan salah satu jenis lelembut atau makhluk halus yang muncul di malam hari.

Wujudnya berupa api yang bertaring, dan posisi saat berjalan kepalanya di bawah, sementara kakinya di atas.

“Dia doyan darah manusia. Karena itu, ia suka menghisap darah manusia. Sasaran atau mangsanya adalah bayi,” kata Dr Sunu Wasono, melansir Kompas.com.

Sunu menjelaskan, sebagian masyarakat Jawa masih mempercayai bahwa banaspati adalah roh jahat perwujudan ilmu hitam.

Kendati demikian, keberadaannya sulit untuk dibuktikan karena merupakan ranah keyakinan masyarakat.

Sementara dosen Tradisi Lisan dan Seni di Asia Tenggara Program Studi S2 Asia Tenggara FIB UNI, Dr Darmoko menyampaikan, bahwa banaspati telah lama dikenal dan berkembang di masyarakat Jawa.

Banaspati adalah makhluk gaib yang tergolong ke dalam anasir negatif destruktif.

“Banaspati itu mempunyai makna harfiah, sesuatu yang bernuansa panas dan dapat menyebabkan kematian,” katanya.

Makhluk gaib ini dipercaya muncul karena ada kekuatan gaib dari seseorang yang memiliki kesaktian dalam menghadirkan kekuatan alam berwujud bola api menyala-nyala.

Tujuan didatangkan kekuatan magis itu, biasanya untuk sekedar memberi pelajaran seseorang atau mencelakainya.

Menurutnya, pemikiran mistis tidak bisa dijauhkan dari budaya masa lalu yang bersifat primitif. Meski sekarang manusia berada pada perkembangan pola pikir yang modern.

[Eksklusif] Video Api Misterius Muncul di Rumah H. Hairun Sumenep KLIK DISINI

Jenis-Jenis Banaspati

Setidaknya ada 3 jenis setan banaspati yang dikenal secara luas oleh masyarakat Jawa dan dengan wujud yang berbeda-beda. gramedia.com menyebutkan sebagai berikut:

1. Banaspati Geni

Jenis Banaspati geni bersenyawa dengan udara serta udara lah yang menjadi sumber dari kekuatan utamanya. Sumber kekuatan utama lainnya ialah rasa takut seseorang, semakin besar rasa takutnya semakin besar juga kekuatan dari Banaspati tersebut. Jenis ini menyerang targetnya dengan melalui udara untuk membuatnya lebih kuat dan lebih membara.

Energi udara yang dimanfaatkan oleh Banaspati geni ini menambah kobaran apinya menjadi semakin besar.

2. Banaspati Tanah Liat

Jenis Banaspati tanah liat kerap bersembunyi di hutan, dia senang menghisap darah korban hingga habis, incarannya, yaitu orang yang tak menapakkan kakinya langsung ke tanah. Cara paling mudah agar tidak diincar oleh banaspati jenis ini adalah berdiri langsung ditanah tanpa alas kaki.

Banaspati jenis tanah liat tak akan menyerang orang yang menapakkan kakinya langsung ke tanah.

3. Banaspati Air

Jenis banaspati air mengincar target di air, caranya seolah-olah menenggelamkan korban di dalam air. Padahal sejatinya korban dia sudah dihisap darahnya terlebih dahulu oleh banaspati tersebut sebelum akhirnya ditenggelamkan.

Untuk menangkalnya menurut para orang tua zaman dahulu, Banaspati tidak akan mendekati orang yang bersentuhan langsung dengan tanah.

Hantu Lain yang Berwujud Api

Selain Banaspati, ada 4 hantu lainnya dalam mitologi Jawa yang berwujud api, berikut perbedaan hantu berwujud bola api dalam kepercayaan masyarakat Jawa menurut budayawan.

1. Kemamang

Makhluk halus atau hantu yang disebutkan mempunyai perwujudan berbentuk menyerupai bola api adalah Kemamang. “Ada lagi kemamang, makhluk halus yang juga berwujud bola api,” kata Sunu. Penampakan Kemamang diceritakan tampak melayang-layang dari jarak jauh serta terus mendekati satu orang atau menyelusup dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Kepercayaan adanya hantu Kemamang ini paling populer di daerah Jawa Tengah.

Disampaikan Sunu, masyarakat setempat mempercayai bahwa kemunculan Kemamang ini selalu membawa petaka seperti maut dan bencana. Kemunculannya hantu bola api ini juga dipercaya bisa membawa penyakit yang menyerang jiwa seseorang.

2. Lampor

Selain itu, makhluk halus berwujud bola api lainnya, yakni Lampor. Lampor konon merupakan barisan atau pasukan makhluk halus yang berasal dari Laut Selatan. Dijelaskan Sunu bahwa penampakan lampor sendiri disebut akan tampak layaknya api yang berjalan dari kejauhan.
“Lampor konon anak buahnya Nyari Roro Kidul. Biasanya muncul dalam jumlah banyak sekali,” kata Sunu. Dengan kemunculannya dengan jumlah yang banyak sekali serta perwujudannya seperti bola api, maka ada masyarakat yang menyebut Lampor ini dengan nama ‘obor setan'.

Menurut Sunu, Lampor ini sama halnya dengan Kemamang dan Banaspati yang dianggap kemunculannya pasti membawa bencana karena mempunyai aura yang negatif. “Rumah kalau kemasukan Kemamang tidak bagus. Itu pertanda akan ada yang sakit,” ujarnya.

“Aura ketiganya buruk. Semua itu (Kemamang, Lampor, Banaspati) membawa akibat buruk bagi manusia. Dapat membuat orang pada sakit. Yang paling parah kalau menyerang psikis,” imbuhnya.

3. Ndaru atau Pulung

Dalam masyarakat Jawa juga dikenal makhluk halus dengan wujud bola api lainnya, yakni Ndaru atau Pulung. Ndaru atau Pulung adalah cahaya merah yang melesat di langit dan jatuh di tanah, baik di sekitar rumah maupun di lingkungan warga. Ndaru atau Pulung ini juga disebutkan kerap muncul pada malam hari. “Benda (perwujudan Ndaru atau Pulung) itu dapat beraura positif atau negatif, tergantung jatuhnya kapan,” jelasnya.

Jika jatuhnya cahaya merah itu di hari yang menjelang pagi, kata Sunu, itu mempunyai aura positif atau bagus. “Jika jatuhnya tengah malam kurang bagus (auranya).Bisa mendatangkan penyakit,” tambahnya. Bahkan, kata dia, ada juga yang memiliki anggapan bahwa cahaya merah yang menjadi perwujudan Ndaru atau Pulung yang jatuh di tengah malam itu adalah jengges atau tenung (santet).

4. Pulung Gantung

Di daerah Gunung Kidul, masyarakat mengenal hantu bola api dengan sebutan Pulung Gantung yang dipercaya bisa membuat orang menjadi terganggu jiwanya. Menurut Sunu, Pulung Gantung ini dipercaya dapat membuat seseorang terdorong untuk melakukan bunuh diri atau lebih spesifik, gantung diri. “Karena itu, namanya Pulung Gantung,” ceritanya. “Orang yang kejatuhan Pulung Gantung akan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri”.

Ironisnya, kata Sunu, peristiwa ini dipercaya terjadi secara berantai. Contohnya, apabila hari ini yang mengalami kejatuhan Pulung Gantung adalah rumah A, maka besok bisa jadi rumah B, rumah C, atau rumah-rumah lain yang ada di sekitarnya. “Itu sering terjadi di wilayah Gunung Kidul,” ucap dia.

Akan tetapi, kata Sunu, konon pernah ada penelitian yang menjelaskan bahwa bunuh diri yang terjadi di kawasan itu memiliki kaitan dengan hutang. Orang-orang yang melakukan bunuh diri di sana umumnya disebabkan oleh banyaknya hutang yang dimiliki. “Nah, mana yang benar, saya tidak tahu.

Akan tetapi, bahwa kepercayaan tersebut, gantung diri karena kejatuhan atau memperoleh Pulung Gantung, hidup di tengah masyarakat memang ada,” tegasnya. “Bila dikaitkan dengan hutang, rasanya fenomena bunuh diri itu masuk akal,” tambahnya. Seperti telah diketahui, bagaimanapun orang yang terlilit hutang bisa jadi akan melakukan apa pun, termasuk hingga bunuh diri seperti itu. Apalagi jika yang bersangkutan mempunyai rasa malu yang tinggi dan rasa malu ini memiliki keterkaitan juga dengan harga diri.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.