Sebelum menggunakan blower, angin yang ditiupkan pada tumpukan arang umumnya menggunakan dua tabung besi dengan cara dipompa menggunakan kedua tangan. Kestabilan bara api yang dihasilkan tergantung dari kecekatan kedua tangan yang mengendalikan kerja tabung besi. Selain arang, masih ada pandai besi yang masih menggunakan kayu untuk pembakaran.
“Sekarang para pandai besi sudah banyak yang menggunakan blower. Meski usaha ini tradisional, namun didukung oleh peralatan modern untuk mempercepat pekerjaan. Tabung besi yang masih ada disini adalah peninggalan almarhun bapak,” ungkap Salam.
Pembakaran, Penempaan, dan Pendinginan
Setelah lempengan besi terlihat membara kemudian diangkat dan dipotong lagi menjadi dua sampai empat bagian. Masing-masing bagian itulah ukuran bahan sebenarnya yang akan dijadikan peralatan tajam. Palu besar langsung menghujam berkali-kali hingga membentuk model dari jenis peralatan tajam yang dibuat. Tahapan ini biasa disebut penempaan.
Pada tahap pembakaran sekaligus pemipihan dikerjakan dua orang. Satu orang dengan posisi duduk di dekat pembakaran. Ia bertugas membakar sekaligus mengambil besi membara dengan penjepit, kemudian diletakkan di atas alas besi yang disebut tombhug. Sedang satu orang lagi bertugas memukul atau memipihkan besi.
Untuk menyeimbangkan badan agar posisi si pemukul tidak terlalu tinggi dengan alas besi, perlu dibuatkan galian tanah dengan ukuran dan kedalaman secukupnya. Dengan adanya galian, badan si pemukul tak terlalu membungkuk saat mengayunkan palu besar. Lain itu, pembuatan galian juga bisa menghemat tenaga. Dalam istilah Madura, galian disebut dengan jhugglengan.
Tahap pembentukan …