Meniti Jejak dan Peninggalan Kereta Api Madura (Part 4-Habis)

Avatar of PortalMadura.com
Meniti Jejak dan Peninggalan Kereta Api Madura (Part 4-Habis)
Rasidi (kanan) berfoto di ruang lokomotif kereta api Argo Bromo bersama Kepala DAOP 8 di tahun 1990an (Foto: Istimewa)

Sebelum memulai perjalanan, lokomotif harus dipanaskan dulu sekitar satu jam. Selama pemanasan, masinis juga turut mengecek kondisi lokomotif hingga kemudian dinyatakan siap beroperasi. Masing-masing lokomotif digunakan untuk empat kali perjalanan, atau dua kali perjalanan pulang-pergi.

Rute pertama yang ditempuh dimulai pukul lima pagi dengan jalur pendek dari Kamal hingga lewat Telang, kemudian kembali lagi ke Kamal. Setelah diistirahatkan beberapa jam, pukul satu siang kembali melanjutkan perjalanan ke jarak terjauh, dari Kamal hingga Pamekasan, dengan rute berbeda.

“Dari Kamal kereta api bergerak menuju Telang, Labang, Sukolilo, Kwanyar, Modung, Kedundung, Blega, Lomaer, Sampang, dan tiba di Pamekasan antara pukul enam hingga tujuh sore. Setelah menginap di Pamekasan, keesokan harinya pukul lima pagi kembali lagi ke Kamal,” timpal Syuhab.

Sesampainya di Stasiun Kamal, lokomotif langsung masuk ke depo untuk diadakan pengecekan serta pengisian bahan bakar kembali. Sedang perjalanan kereta api di hari berikutnya (hari kedua, bersamaan dengan kereta api yang kembali dari Pamekasan) menggunakan lokomotif dan gerbong penumpang berbeda. Begitu seterusnya hingga lokomotif ketiga.

Bantalan Rel Sering Dicuri

Meniti Jejak dan Peninggalan Kereta Api Madura (Part 4-Habis)
Mochamad Syuhab hanya setahun menjadi masinis kereta api lintas Madura (Foto: Agus Hidayat)

Saat kereta api anjlok menjadi pengalaman duka, sekaligus momen tak terlupakan, bagi Syuhab dan Rasid. Dalam keadaan seperti ini kecil sekali kemungkinan melanjutkan perjalanan. Situasi ini tak hanya menguji kesabaran keduanya sebagai masinis, tapi juga para teknisi yang datang ke lokasi untuk melakukan perbaikan.

Sering anjloknya kereta api saat itu dikarenakan faktor tanah yang terkadang labil serta retak. Kondisi ini bisa berpengaruh pada kekuatan dan kelenturan rel saat kereta api melintas. Belum lagi faktor non teknis berupa pencurian bantalan rel (balok kayu) oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Jika tak segera … Selengkapnya

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.